Indonesia Masa Kerajaan, Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Sebelum Kemerdekaan)


Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia – Bangsa Indonesia adalah sekelompok masyarakat Indonesia yang bersatu atau dipersatukan karna adanya persamaan sejarah dan nasip di masa lampau, serta memiliki cita-cita maupun tujuan yang sama untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di Negara-negara asia yang pernah mengalami proses penjajahan, pada umumnya mencapai puncak pada pertengahan abad ke 20 yakin melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945-1955 negara-negara yang merdeka dalam periode tersebut selain Indonesia adalah srilangka dan libanon (22 november 1943), pilipina (4 juli 1946), yordania (22 Maret 1946), Pakistan dan India (15 agustus 1947), miyanmar atau burma (4 januari 1948), Vietnam(20 juli 1954) dan srilangka (4 febuari 1948).


Indonesia di Masa Kerajaan





Kerajaan Kutai ( Kutai Martadipura )

Kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu tertua yang berdiri sekitar abad ke 4 M, di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Kerajaan ini di bangun oleh Kudungga.

Kerajaan Hindu

Raja yang pertama : Kudungga

Raja yang terkenal : Mulawarman


Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan ini berdiri pada tahun 358 M, di dirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman di Jawa Barat dan pusat kerajaannya di Bekasi.

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan yang menganut agama Budha ini berdiri pada abad ke 7 di Sumatra dan pusat kerajaannya di Palembang. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan ini menurut Prasasti Canggal berdiri pada tahun 732 M. Terletak di desa Canggal ( sebelah barat Magelang ) Jawa Tengah. Raja pertama adalah Sanjaya yang juga merupakan pendiri wangsa (dinasti) Sanjaya, Kerajaan Mataram Kuno ini juga sering di sebut Kerajaan Medang. Tercatat terdapat 3 wangsa yang pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Wangsa Sanjaya ( Hindu ), Wangsa Syailendra (pengikut agama Budha). Di masa ini agama Hindu dan Budha berkembang bersama di Kerajaan Mataram Kuno, yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian Utara dan yang Budha tinggal di Jawa Tengah bagian Selatan. Dan Wangsa yang ketiga yaitu wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.

Banyak peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, salah satunya adalah Candi Borobudur. Menurut sejarawan J.G. de Casparis, ia menemukan bukti dari sebuah Prasasti Karang Tengah dan Kahuluan, bahwa Candi Borobudur ini di dirikan oleh Raja Samaratungga sekitar tahun 824 M. Dia adalah Raja Mataram Kuno dari Wangsa Syailendra ( Pengikut Budha ).

Kerajaan Singosari

Kerajaan Singosari berada di Jawa Timur, didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Pusat kerajaan berada di daerah Singosari, Malang, Jawa Timur. Pada tahun 1268, Kertanegara naik tahta menjadi Raja Singosari menggantikan Ranggawuni, ia menjadi raja terakhir dan yang membuat Singosari berjaya. Ia memiliki cita-cita ingin menyatukan Nusantara. Namun pada tahun 1292 ia di bunuh oleh Jayakatwang, dan berakhirlah Kerajaan Singosari.

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tanggal 15 bulan Kartika 1215 atau 10 November 1293 M, berada di Jawa Timur dan Ibu Kotanya di desa Trowulan, Mojokerto.

Raden Wijaya adalah pendiri sekaligus raja pertama Majapahit yang di beri gelar Kertarajasa Jayawardhana. Ia melakukan konsolidasi dan memperkuat pemerintahan karena kerajaan ini merupakan transisi kerajaan sebelumnya yaitu Singosari.

Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa Raja Hayam Wuruk yang bergelar Rajasa Negara yang dibantu oleh patihnya yaitu Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya. Majapahit menjadi lebih besar dan terkenal di Nusantara serta menguasai lebih banyak wilayah di antaranya : Surabaya, Maluku, Papua, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Tonase ( Singapura ), sebagian Kepulauan Philipina dan berhasil menaklukan Kerajaan Sriwijaya Palembang.

Prabu Brawijaya V / Kertabhumi adalah raja terakhir Majapahit, ia memiliki anak 117 orang putra putri dari beberapa istri dan selir. Majapahit bubar akibat perang saudara yang di kenal dengan Perang Paregreg. Kerajaan Majapahit berdiri tahun 1293 M – 1500 M.

Kerajaan Islam Demak

Pada awalnya Demak di kenal dengan nama Glagah Wangi. Demak juga di kenal dengan sebutan Bintoro. Demak merupakan salah satu Kadipaten Majapahit. Setelah Majapahit runtuh tahun 1500 M, Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah (1500 M – 1518 M).

Pada tahun 1518 Raden Patah wafat dan digantikan anaknya yang bernama M. Yunus/Pati Unus yang mendapatkan julukan Pangeran Sabrang Lor. Pati Unus hanya memerintah selama 3 tahun. Ia wafat dalam usia muda dan belum punya anak, maka ia di gantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggono (1521 – 1546 M).

Di bawah kepemimpinannya, Demak mencapai puncak kejayaannya. Pada waktu Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat dan akan mendirikan benteng serta kantor di Sunda Kelapa yang didukung oleh Pajajaran, maka Sultan Trenggono mengirim pasukan dari Demak yang dipimpin oleh Fatahillah.

Ia berhasil menduduki Banten dan Cirebon serta mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527 M. Sejak itu Sunda Kelapa di rubah namanya oleh Fatahillah menjadi Jayakarta (Jaya = kemenangan, Karta = Sempurna). Jayakarta : kemenangan yang sempurna.

Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 dan setelah wafatnya, terjadi perebutan kekuasaan antar keluarga kerajaan dan akhirnya kemenangan ada pada Joko Tingkir kemudian dia naik tahta dengan gelar Sultan Hadiwijaya dan pusat pemerintahannya di pindah dari Demak ke Pajang.

Kerajaan Pajang

Kesultanan Pajang berada di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kesultanan Demak dan Istana kesultanannya berada di Pajang. Pendiri dan raja pertama adalah Joko Tingkir yang mempunyai nama asli Mas Karèbèt. Pangeran Benawa adalah generasi raja ketiga dan raja terakhir di Pajang, dia adalah anak Sultan Hadiwijaya ia bergelar Sultan Prabu Wijaya dan wafat pada tahun 1586 dan wafatnya Prabu Wijaya merupakan akhir dari Kerajaan Pajang.

Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berada di Tanah Jawa. Kerajaan ini merupakan kerajaan lanjutan dari Kerajaan Pajang. Sejak tahun 1586 pusat pemerintahan dipindahkan dari Pajang ke Mataram oleh Sutawijaya. Sutawijaya naik tahta Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama (1586 – 1601).

Mataram mencapai puncak kejayaannya pada masa Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati Ing Alaga Ngabdurahman (1613 – 1645), wilayah kekuasaannya mencakup Jawa Tengah, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Timur seperti Tuban, Surabaya dan Madura.

Sultan Agung tidak hanya melakukan penaklukan wilayah, tapi juga gigih melawan VOC. Beliau wafat tahun 1645 dan dimakamkan di Imogiri, dan Ia digantikan putranya bernama Raden Mas Sayidin yang bergelar Amangkurat I.

Pada masa ini Belanda mulai masuk ke wilayah Mataram dan Amangkurat I menjalin hubungan baik terhadap Belanda, serta berlaku sewenang – wenang sehingga menimbulkan banyak pemberontakan yang akhirnya Amangkurat I tewas tahun 1677 dan Ia di gantikan anaknya yang bernama Raden Mas Rahmat (Amangkurat II).

Pada masa ini Mataram semakin sempit karena wilayah kekuasaanya di ambil oleh VOC. Kemudian Ibukota kerajaan di pindah ke Kartosuro oleh Amangkurat II. Setelah Amangkurat II meninggal tahun 1703, Ia diganti oleh Amangkurat III (R. Mas Sutikna). Karena banyak persoalan membuat ia mengungsi dan selanjutnya Raja Mataram dipegang oleh Pangeran Puger yang nama kecilnya R. Mas Derajat (anak Amangkurat  ) dan bergelar Pakubuwono I, dan ia meninggal tahun 1719 .

Ia digantikan putranya R. Mas Suryaputra yang bergelar Amangkurat IV. Raja ini hanya berkuasa selama 7 tahun, pada tahun 1726 ia meninggal dan ia di gantikan putranya Raden Mas Prabasuyasa yang bergelar Pakubuwono II, dan ini merupakan raja terakhir dari Kasunanan Kartosuro. Ia membangun istana baru di desa Sala bernama Kasunanan Surakarta dan menjadi raja pertama Kasunanan Surakarta. Pada tahun 1749 Pakubuwono II meninggal dan di gantikan putranya yang bernama Raden Mas Suryadi dengan gelar Pakubuwono III.

Persengkataan antara Pakubuwono III dan Mangkubumi membuahkan Perjanjian Giyanti yang ditanda tangani bersama pada 13 Februari 1755. Melalui perjanjian ini Kerajaan Mataram di pecah menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Dan batas wilayahnya adalah Kali Opak ( ke timur wilayah Surakarta dan ke Barat wilayah Yogyakarta ).

Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III ( Raden Mas Suryadi ). Kasultanan Yogyakarta, Mangkubumi sebagai rajanya yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Setiap raja Kasunanan Surakarta bergelar Sunan, sedangkan Raja Kasultanan Yogyakarta bergelar Sultan. Dengan riwayat ini Kerajaan Mataram Islam baik secara de facto maupun de jure telah berakhir.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama